Menurut Fogarty dalam bukunya How
to Integrate the Curricula , ada 10 macam model pembelajaran terpadu, seperti :
- The connected model (model terhubung)
- The webbed model (model jaring laba-laba)
- The integrated model ( model integrasi)
- The nested model (model tersarang)
- The fragmented model ( model fragmen)
- The sequenced model ( model terurut)
- The shared model ( model terbagi)
- The threaded model (model pasang benang)
- The immersed model (model terbenam)
The networked model (model jaringan)
Menurut
Prabowo (2000:3), dari kesepuluh model tersebut, ada 3 model yang dipandang
layak untuk dikembangkan dan mudah dilaksanakan pada pendidikan formal (sekolah
dasar). Ketiga model itu adalah the connected model (model terhubung), the
webbed model (model jaring laba-laba), dan the integrated model ( model
integrasi). Selain itu juga, hanya 3 model tersebut yang digunakan pada
kurikulum PGSD.
Model
yang sesuai untuk pembelajaran SD adalah model yang disesuaikan oleh kondisi
dan situasi saat itu. Semua model akan berjalan dengan baik dan mulus asalkan
cocok dengan kondisi saat itu. Dan semua model itu adalah baik untuk pembelajaran.
Setelah
mengetahui bahasan dari 3 model pembelajaran terpadu yang menjadi kurikulum
PGSD, Berikut ini adalah makna yang terkandung dalam 7 model dari 10 model
pembelajaran terpadu.
- A. The Nested Model (Model Tersarang)
Model
Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya
adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan
keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model
ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada kemudian dilengkapi
dengan aspek keterampilan lain. model ini dapat digunakan bila guru mempunyai
tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan
lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan
kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah
mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah
terstruktur.
Contoh
: pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis,
berbicara, menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang
menghasilkan ketrampilan berbahasa.
Keunggulan model sarang antara lain : kemampuan siswa lebih diperkaya
lagi karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir
dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna
kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
Kelemahan
model ini adalah dalam hal
perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka
penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola
pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi,
tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.
- B. The Fragmented Model ( Model Fragmen)
Model
Penggalan (Fragmented) adalah model pembelajaran konvensional (umumnya)
yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan
kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.
Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang
yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada
usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan
pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.
Contoh:
dalam satu pelajaran, terdapat materi perambatan cahaya (content), prediksi
(thinking skill), dan peta konsep (organizing skill). Yang merupakan
pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep ketrampilan berpikir, dan ketramplan
mengorganisir.
Kelemahan model ini : siswa tidak dapat mengintegrasikan
konsep-konsep yang sama, keterampilan serta sikap yang ada kaitannya satu
dengan yang lainnya.
Keunggulan model ini antara lain : guru dapat menyiapkan bahan ajar
sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup
bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
- C. The Sequenced Model ( Model Terurut)
Model
Pengurutan (Sequenced) adalah model pembelajaran yang topic atau unit
yang disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu
dengan yang lainnya. Misalnya dua mata pelajaran yang berhubungan diurutkan
sehingga materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan
mengurutkan urutan topic-topik yang diajarkan, tiap kegiatan akan dapat saling
mengutamakan karena tiap subjek saling mendukung.
Contoh:
pada mata pelajaran IPA dan matematika tentang pengukuran. Pelajaran IPA=
suhu(Kelvin, derajat, Fahrenheit, Reamur. Pelajaran matematika= cara pengolahan
data. Dengan cara penambahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian.
Keunggulan
model ini adalah dalam penyusunan
urutan topic, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri berdasarkan
prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam kurikulum.
Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic yang berhubungan dari
disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi dari mata pelajaran
tersebut.
Kelemahan
model pengurutan antara lain perlu
adanya kerjasama antara guru-guru bidang studi agar dapat mengurutkan materi,
sehingga ada kesesuaian antara konsep yang ssatu dengan konsep yang lainnya
- D. The Shared Model ( Model Terbagi)
Model
Irisan (Shared) adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan
gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan
di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu focus pada konsep,
keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan
dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu
tema. Model ini berbeda dengan model sarang, dimana tema memayungi dua mata
pelajaran, aspek konsep, keterampilan dan sikap menjadi kesatuan yang utuh.
Sedangkan pada model sarang, sebuah tema hanya memayungi satu pelajaran saja.
Contoh:
menggabungkan 2 mata pelajaran atau lebih dalam satu tema.
Keunggulan model ini antara lain adalah dalam hal mentransfer konsep
secara lebih dalam, siswa menjadi lebih mudah melakukannya. Misalnya dengan
alat bantu media film untuk menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam
waktu yang bersamaan.
Kelemahan
model ini antara lain adalah untuk
menyususn rencana model pembelajaran ini diperlukan kerjasama guru dari mata
pelajaran yang berbeda, sehingga perlu waktu ekstra untuk mendiskusikannya.
- E. The Threaded Model (Model Pasang Benang)
Model
Bergalur (Threaded) adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada
metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti materi
subjek. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving)
dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian dari problem
solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang
berlangsung, mengantisipasi sebuag bacaan, hipotesis laboratorium dan
sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling
berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan
perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih.
Contoh:
disuatu mata pelajaran, membutuhkan pemecahan masalah dari mata pelajaran
lainnya.
Keunggulan model ini antara lain : konsep berputar sekitar
metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat
siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan dating
sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Niali lebih dari model ini
adalah materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa yang
mempunyai tingkat pemikiran superordinat memiliki kekuatan transfer pada
keterampilan hidup.
Kelemahan model ini antara lain : Hubungan isi antar materi pelajaran
tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara eksplisit sehingga siswa kurang dapat
memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya.
Guru perlu memahami keterampilan dan strategi yang digunakan siswa agar dapat
mengembangkan dirinya.
- F. The Immersed Model (Model Terbenam)
Model
Terbenam (Immersed) adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa
mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam
ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari
fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula
diterapkan pada siswa SD, SMP, maupun SMU dalam bentuk proyek di akhir
semester.
Keunggulan model ini adalah ; setiap siswa mempunyai ketertarikan mata
pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar
dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dpat menghubungkan mata pelajaran yang
satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran menjadi lebih terfokus dan siswa akan
selalu mencari tahu apa yang menjadi pertanyaan baginya, sehingga pengalamannya
menjadi lebih luas. Model ini melatih kreatifitas berfikir siswa secara
bertahap dari jenjang SD hingga SMU. Bagi siswa kelas 4 SD model ini dapat
dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya merancang sebuah pesawat terbang yang
seimbang lalu dipamerkan.
Kelemahan model ini antara lain : siswa yang tidak senang membaca
akan mendapat kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi
kehilangan minat belajar. Guru perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan
proyek yang dilaksanakan oleh siswa yang tersususn secara baik dan terencana
sebelumnya.
- G. The Networked Model (Model Jaringan)
Model
Jaringan Kerja (Networking) adalah model pembelajaran berupa kerjasama
antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya
sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga
siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat
berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua
atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya
sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar
dalam dirinya.
Keunggulan model ini : siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu
atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya
muncul secara tidak sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedeng
berlangsung.
Kelemahan model ini adalah : kemnkinan motivasi siswa akan berubah
sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena
mendapat hambatan dalam mencari sumber.
- Pembelajaran Terpadu Model Webbed
Pembelajaran
terpadu model Webbed merupakan pembalajaran yang bersifat tematik. Model ini
dapat dikembangkan melalui suatu tema yang lebih luas yang menghubungkan
jaringan-jaringan dari berbagai disiplin ilmu. Untuk itu seorang guru yang mengembangkan
model ini harus merancang seperangkat rencana pembelajaran yang terpadu sebelum
mengerjakan kepada peserta didik, sehinbgga mereka memperoleh pengalaman
belajar, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Ada beberapa kekuatan dari
pembelajaran terpadu model Webbed, di antaranya :
a. Mempunyai factor motivasi yang dihasilkan
dari menyeleksi tema/wacana yang diminati.
b. Model ini relatif mudah dilakukan bagi guru
yang belum berpengalaman.
c. Model ini mempermudah perencanaan tim sebagai antar bidang studi yang bekerja untuk
mengembangkan suatu tema ke dalam semua bidang isi pelajaran.
d. Pendekatan tematik memberikan suatu payung yang
jelas, yang dapat memotivasi.
e. Memudahkan siswa untuk melihat
kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait (Depdikbud, 1996:17-18).
Di samping kekuatan, model Webbed
ini juga mempunyai kelemahan, yaitu:
a. Mempunyai kesulitan dalam menentukan
tema/wacana.
b. Ada suatu kecenderungan untuk merumuskan tema
yang diangkat, sehingga hal ini hanya
sedikit kegunaannya dalam program pembelajaran.
c. Guru kadang-kadang terpaku pada kurikulum
yang baku.
d. Dalam pembelaajran guru lebih terfokus pada
kegiatan-kegiatan dari pada pengembangan
konsep (Depdikbud, 1996:18).
- Integrated. Keterpaduan bertolak dari isi pengajaran masing-masing bidang studi/mata kuliah, kemudian dicari kesamaan konsep kemahiran dan sikap yang ingin dikembangkan.
Dari
kesepuluh model pembelajaran terpadu di atas dipilih tiga model pembelajaran
yang dipandang layak dan sesuai untuk dapat dikembangkan dan mudah dilaksanakan
di pendidikan dasar (Prabowo, 2000:7). Ketiga model pembelajaran terpadu yang
dimaksud adalah model terhubung (connected), model jaring laba-laba (webbed),
model keterpaduan (integrated ).
Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing model pembelajaran tersebut, maka model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model terhubung (the connected model), karena model terhubung ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. Selain itu, Model terhubung ini juga secara nyata menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester berikutnya. Pemanfaatan penerapan model terhubung (connected) ini sangat relevan dengan konsep Cahaya (dalam fisika) dan konsep Sistem Indera pada manusia (dalam biologi), agar dapat terwujud pemampatan/ pengurangan waktu dalam pembelajaran pada konsep-konsep tersebut (Reduce Instructional Time). Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target kurikulum.
Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah sebagai berikut : (1) dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu. (2) siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi. (3) menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.
Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai berikut : (1) masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, (2) tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi, dan (3) dalam memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000:11 – 14) sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan :
1.1. menentukan tujuan pembelajaran umum
1.2. menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
2.1. menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa.
(materi prasyarat)
2.2. menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
2.3. menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan
2.4. menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan
2.5. menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
3.1. pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok
3.2. kegiatan proses
3.3. kegiatan pencatatan data
3.4. diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
4.1. evaluasi proses , berupa :
- ketepatan hasil pengamatan
- ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
- ketepatan siswa saat menganalisis data
4.2. evaluasi produk :
- penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
4.3. evaluasi psikomotor :
- kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.
Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing model pembelajaran tersebut, maka model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model terhubung (the connected model), karena model terhubung ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. Selain itu, Model terhubung ini juga secara nyata menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester berikutnya. Pemanfaatan penerapan model terhubung (connected) ini sangat relevan dengan konsep Cahaya (dalam fisika) dan konsep Sistem Indera pada manusia (dalam biologi), agar dapat terwujud pemampatan/ pengurangan waktu dalam pembelajaran pada konsep-konsep tersebut (Reduce Instructional Time). Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target kurikulum.
Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah sebagai berikut : (1) dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu. (2) siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi. (3) menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.
Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai berikut : (1) masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, (2) tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi, dan (3) dalam memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000:11 – 14) sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan :
1.1. menentukan tujuan pembelajaran umum
1.2. menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
2.1. menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa.
(materi prasyarat)
2.2. menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
2.3. menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan
2.4. menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan
2.5. menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
3.1. pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok
3.2. kegiatan proses
3.3. kegiatan pencatatan data
3.4. diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
4.1. evaluasi proses , berupa :
- ketepatan hasil pengamatan
- ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
- ketepatan siswa saat menganalisis data
4.2. evaluasi produk :
- penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
4.3. evaluasi psikomotor :
- kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar